Strategi investasi terbaru dari raksasa investasi Warren Buffett telah memicu diskusi luas di kalangan keuangan. Di satu sisi, ia terus mengurangi kepemilikan saham, sementara di sisi lain, ia telah meningkatkan cadangan kas Berkshire Hathaway ke angka rekor sebesar 344 miliar dolar AS, yang sangat mencengangkan.
Buffett kali ini mengurangi kepemilikannya di beberapa saham termasuk Apple, di mana jumlah penjualan saham Apple mencapai sekitar 20 juta lembar. Meskipun demikian, ia tetap secara terbuka memuji CEO Apple, Cook, sebagai "mitra terbaik". Tindakan yang tidak konsisten ini memicu banyak spekulasi di pasar.
Analis pasar terkemuka Dietrich berpendapat bahwa tindakan Buffett mungkin sedang mempersiapkan untuk potensi krisis keuangan. Dalam sejarah, setiap kali Buffett mengumpulkan uang tunai dalam jumlah besar, itu terjadi sebelum krisis ekonomi besar. Misalnya, pada masa gelembung internet tahun 2000, cadangan uang tunainya melebihi 35 miliar dolar; menjelang krisis keuangan 2008, cadangan uang tunainya meningkat menjadi 70 miliar dolar.
Saat ini, Buffett telah melakukan penjualan bersih saham selama 11 kuartal berturut-turut, bahkan menghentikan pembelian kembali saham perusahaan miliknya. Tanda-tanda ini telah memicu kekhawatiran pasar tentang kemungkinan gejolak ekonomi yang akan segera datang.
Sementara itu, "Indikator Buffett" (rasio kapitalisasi pasar saham AS terhadap PDB) telah menembus 210%, jauh melampaui garis bahaya 200% yang pernah diperingatkan oleh Buffett sendiri. Ini menunjukkan bahwa pasar saham AS mungkin sudah berada dalam keadaan gelembung yang sangat tinggi.
Dalam kondisi di mana imbal hasil obligasi pemerintah AS saat ini tetap tinggi di kisaran 4%-5%, memiliki uang tunai juga dapat menghasilkan imbal hasil tanpa risiko yang cukup signifikan. Ini mungkin menjadi salah satu alasan penting mengapa Buffett memilih untuk mengurangi posisi dan meningkatkan kepemilikan kas.
Serangkaian tindakan Buffett ini tanpa diragukan lagi menimbulkan banyak pertanyaan di pasar: Apakah ini menandakan bahwa badai keuangan yang potensial akan segera datang? Apakah pasar saham AS benar-benar sudah berdiri di tepi jurang? Bagaimana seharusnya investor menghadapi situasi ini? Pertanyaan-pertanyaan ini patut dipikirkan oleh para pelaku pasar.
Lihat Asli
Halaman ini mungkin berisi konten pihak ketiga, yang disediakan untuk tujuan informasi saja (bukan pernyataan/jaminan) dan tidak boleh dianggap sebagai dukungan terhadap pandangannya oleh Gate, atau sebagai nasihat keuangan atau profesional. Lihat Penafian untuk detailnya.
8 Suka
Hadiah
8
5
Posting ulang
Bagikan
Komentar
0/400
WalletsWatcher
· 17jam yang lalu
Menunggu badai untuk mendapatkan keuntungan besar
Lihat AsliBalas0
RuntimeError
· 17jam yang lalu
big dump akan datang
Lihat AsliBalas0
HappyMinerUncle
· 17jam yang lalu
Lao Ba mulai beraksi, siapa yang akan menjadi pembeli bodoh?
Lihat AsliBalas0
FancyResearchLab
· 17jam yang lalu
Apakah ada orang yang bertransaksi dengan saya di lubang pintar seperti ini lagi?
Strategi investasi terbaru dari raksasa investasi Warren Buffett telah memicu diskusi luas di kalangan keuangan. Di satu sisi, ia terus mengurangi kepemilikan saham, sementara di sisi lain, ia telah meningkatkan cadangan kas Berkshire Hathaway ke angka rekor sebesar 344 miliar dolar AS, yang sangat mencengangkan.
Buffett kali ini mengurangi kepemilikannya di beberapa saham termasuk Apple, di mana jumlah penjualan saham Apple mencapai sekitar 20 juta lembar. Meskipun demikian, ia tetap secara terbuka memuji CEO Apple, Cook, sebagai "mitra terbaik". Tindakan yang tidak konsisten ini memicu banyak spekulasi di pasar.
Analis pasar terkemuka Dietrich berpendapat bahwa tindakan Buffett mungkin sedang mempersiapkan untuk potensi krisis keuangan. Dalam sejarah, setiap kali Buffett mengumpulkan uang tunai dalam jumlah besar, itu terjadi sebelum krisis ekonomi besar. Misalnya, pada masa gelembung internet tahun 2000, cadangan uang tunainya melebihi 35 miliar dolar; menjelang krisis keuangan 2008, cadangan uang tunainya meningkat menjadi 70 miliar dolar.
Saat ini, Buffett telah melakukan penjualan bersih saham selama 11 kuartal berturut-turut, bahkan menghentikan pembelian kembali saham perusahaan miliknya. Tanda-tanda ini telah memicu kekhawatiran pasar tentang kemungkinan gejolak ekonomi yang akan segera datang.
Sementara itu, "Indikator Buffett" (rasio kapitalisasi pasar saham AS terhadap PDB) telah menembus 210%, jauh melampaui garis bahaya 200% yang pernah diperingatkan oleh Buffett sendiri. Ini menunjukkan bahwa pasar saham AS mungkin sudah berada dalam keadaan gelembung yang sangat tinggi.
Dalam kondisi di mana imbal hasil obligasi pemerintah AS saat ini tetap tinggi di kisaran 4%-5%, memiliki uang tunai juga dapat menghasilkan imbal hasil tanpa risiko yang cukup signifikan. Ini mungkin menjadi salah satu alasan penting mengapa Buffett memilih untuk mengurangi posisi dan meningkatkan kepemilikan kas.
Serangkaian tindakan Buffett ini tanpa diragukan lagi menimbulkan banyak pertanyaan di pasar: Apakah ini menandakan bahwa badai keuangan yang potensial akan segera datang? Apakah pasar saham AS benar-benar sudah berdiri di tepi jurang? Bagaimana seharusnya investor menghadapi situasi ini? Pertanyaan-pertanyaan ini patut dipikirkan oleh para pelaku pasar.